STRATEGI PELAKSANAAN
(SP)
TINDAKAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RESIKO PRILAKU
KEKERASAN
Hari : Senin, 11 Maret 2019
Pertemuan : 1
Sp/Dx : 1 / Resiko perilaku kekerasan
Ruang : cempaka
Nama
Klien : Tn.Y
A. Proses
Keperawatan
1. Kondisi
Klien
Diagnosa
|
Data subjektif
|
Data objektif
|
Resiko perilaku kekerasan
|
-
Klien mengatakan merasa
orang lain mengancam
-
Klien mengatakan orang lain
jahat
|
-
Klien terlihat matanya
merah, pandangan tajam
-
Nada suara tinggi dan berteriak/
menjerit
-
Klien suka memukul atau
merusak apapun didekatnya jika marah
-
|
2. Diagnosa
Keperawatan
Resiko perilaku
kekerasan
3. Tujuan
a. Pasien
dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Pasien
dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Pasien
dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dialaminya
d. Pasien
dapat mengontrol perilaku kekerasanya
4. Tindakan
Keperawatan (sesuai SP)
SP 1: Membina hubungan
saling percaya, identifikasi perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan,
perilaku kekerasan yang sering dilakukan dan
mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik tarik nafas dalam.
- Strategi
Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam
terapeutik
”Selamat
pagi bapak “Y”, Saya
Mahasiswa keperawatan AKPER NOTOKUSUMO yang berjaga pukul 08.00 sampai 14.00.
Nama Saya Arif Danang biasa dipanggil Arif.
2. Evaluasi/
validasi
Bagaimana
perasaan bapak ”Y” hari
ini ? apa keluhan bapak ”Y” hari ini? Apakah
tidur bapak “Y” nyenyak?
3.
Kontrak
“Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang tentang
perasaan marah bapak. Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang ? Bagaimana
kalau 20 menit? Bapak mau berbincang-bincang dimana? Baiklah disini saja ya ”
KERJA
“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus penyebabnya apa? Samakah
dengan yang sekarang? Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang
berantakan, makanan yang tidak tersedia, air tak tersedia ( misalnya ini
penyebab marah klien), apa yang bapak rasakan? Apakah bapak merasa kesal,
kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan
tangan mengepal? Apa yang bapak lakukan selanjutnya? Apakah dengan bapak
marah-marah, keadaan jadi lebih baik? Menurut bapak adakah cara lain yang lebih
baik selain marah-marah? Maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik
tanpa menimbulkan kerugian? Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa
marah, hari ini kita belajar satu cara dulu, begini pak, kalau tanda- marah itu
sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar,
lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan,
coba lagi pak dan lakukan sebanyak 5 kali. Bagus sekali bapak sudah dapat melakukan nya. Nah sebaiknya
latihan ini bapak lakukan secara rutin,
sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya dan cara yang
kedua dengan melampiasakan marah bapak dengan memukul bantal atau kasur”.
TERMINASI
1. Evaluasi
respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi
subjektif
“Bagaimana
perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?
Evaluasi
Objektif
“Coba bapak sebutkan penyebab bapak marah dan yang bapak
rasakan dan apa yang bapak lakukan serta akibatnya.”
“coba bagaimana cara mengontrol marah bapak saat bapak
sedang marah?”
2. Tindak
lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan):
“Sekarang
kita buat jadwal latihan nya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan nafas
dalam ?”
3. Kontrak
yang akan datang
“Baik
bagaimana kalau besok saat jam makan siang kita latihan cara lain yaitu
dengan minum obat secara teratur.? Tempatnya disini saja ya pak? Selamat Pagi.”
Hari : Selasa, 12 Maret 2019
Pertemuan : 2
Sp/Dx : 2 / Resiko perilaku kekerasan
Ruang : cempaka
Nama
Klien : Tn.Y
A.
Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien
Diagnosa
|
Data subjektif
|
Data objektif
|
Risiko perilaku kekerasan
|
-
Klien
mengatan sudah bisa mengontrol emosi jika kesal
|
-
Klien
tampak mengepalkan tangan kanannya
-
Kontak
mata perawat dank lien terjalin
-
Klien
tampak kooperatif
|
2. Diagnosa
Keperawatan
Resiko perilaku
kekerasan
3. Tujuan
Mampu
mengontrol/mencegah perilaku kekerasan dengan minum obat teratur
4. Tindakan
Keperawatan (sesuai SP)
SP 2 :
Mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat secara teratur
B.
Strategi Komunikasi
dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam
terapeutik
“Selamat
pagi bapak “Y”, masih ingat dengan saya kan?
2.
Evaluasi/ validasi
Bagaimana pak, sudah makan siang sudah diminum obatnya, ?
Apa bapak sudah mencoba cara yang saya berikan kemarin? Bapak masih ingat cara
yang kemarin kan?”
3. Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah? Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau ditempat tadi? Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
KERJA
“bapak sudah dapat obat dari dokter? Berapa macam obat yang
bapak minum? warnanya apa saja? Bagus, jam berapa di minum? Bagus. Obatnya ada
3 macam, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang
putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah jambu ini
namanya HLP rasa marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3x sehari jam
7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut bapak
terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bias mengisap-isap es batu.
Bila terasa berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas
dulu. Nanti dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum, baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini
minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya. Jangan penah
menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya, karena dapat
terjadi kekambuhan. Sekarang kita masukkan waktu minum obat kedalam jadwal ya”.
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien
terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi
subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah
kita bercakap-cakap tentang cara kita minum obat yang benar?”
Evaluasi
objektif
“Coba bapak sebutkan lagi jenis jenis obat yang bapak minum.
Bagaiman cara minum obat yang benar? Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan
marah yang kita pelajari?”
2.
Tindak lanjut klien
(apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan):
“Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum
obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya.”
3. Kontrak
yang akan datang
“Baik, besok kita ketemu lagi untuk latihan dengan cara yang
ketiga, besok sekitar jam 09:00 WIB bagaimana pak? Bapak mau? Bagaimana kalo
besok kita berbincang-bincang lagi disini? Baik pak, selamat siang.”
Hari : Rabu, 13 Maret 2019
Pertemuan : 3
Sp/Dx : 3/ Resiko perilaku
kekerasan
Ruang : Cempaka
Nama
Klien : Tn.Y
A.
Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien
Diagnosa
|
Data subjektif
|
Data objektif
|
Resiko perilaku kekerasan
|
-
Klien
mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan
-
Klien
mengatakan pernah memukul anaknya
|
-
Klien tampak
tegang saat bercerita
-
Klien tampak
melotot, pandangan tajam
-
Klien
memukul-mukul tembok
|
2. Diagnosa
Keperawatan
Resiko perilaku
kekerasan
3. Tujuan
a. Melatih
cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan fisik kedua
b. Mengevaluasi
latihan nafas dalam
c. Melatih
mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
d. Menyusun
jadwal kegiatan cara ketiga
4. Tindakan
Keperawatan (sesuai SP)
SP : Melatih
cara mengontrol perilaku kekerasan ke-2: dengan cara verbal/bicara baik
B.
Strategi Komunikasi
dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam
terapeutik
“Selamat
pagi bapak “Y” sesuai dengan janji saya kemarin
sekarang kita ketemu lagi. Masih ingat dengan nama saya kan pak?
2. Evaluasi/
validasi
Bagaimana pak, sudah dilakukan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Apakah
bapak masih ingat dengan macam-macam obat bapak?
3. Kontrak
“Bagaiman kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk
mencegah marah? Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau
ditempat yang sama? Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaiman
kalau 15 menit?”
KERJA
“Sekarang kita latihan cara
bicara bapak baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah disalurkan
melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga
caranya:1.Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin bapak mengatakan penyebab marahnya karena
makanan tidak tersedia, rumah berantakan, Coba bapak minta sediakan makan
dengan baik:” tolong sediakan makan dan bereskan rumah” Nanti biasakan dicoba
disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak. 2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak
ingin melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan . Bagus pak. 3. Mengungkapkan perasaan
kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat
mengatakan:’Saya jadi ingin marah karena perkataan mu itu’. Coba praktekkan.
Bagus.”
TERMINASI
1.
Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah
bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?
2. Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang
baik yang telah kita pelajari.
Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal.”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Berapa kali
sehari bapak mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, makanan dll. Bagus
nanti dicoba ya pak.”
4. Kontrak yang akan datang
“Bagaimana kalau
besok untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, Mau dimana pak? Disini lagi? Baik sampai bertemu besok ya pak”.
Hari :Kamis, 14 Maret 2019
Pertemuan : 4
Sp/Dx : 4/ Risiko perilaku
kekerasan
Ruang : cempaka
Nama
Klien : Tn.Y
A.
Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien
Diagnosa
|
Data subjektif
|
Data objektif
|
Resiko perilaku kekerasan
|
-
Klien
mengatakan sudah melakukan cara nafas dalam
-
Klien
mengatakan sudah bias mengontrol emosi
|
-
Klien
tampak tenang memperagakan cara mengontrol amarahnya dengan cara nafas dalam
-
Klien
tampak curiga dan tenang
|
2. Diagnosa
Keperawatan
Resiko perilaku
kekerasan
3. Tujuan
a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku
kekerasan secara fisik dan verbal
b. Latihan berdoa/ sholat
c. Buat latihan berdoa / sholat
4. Tindakan
Keperawatan (Sesuai SP)
SP 4 :
: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan
ORIENTASI
1. Salam
terapeutik
“Selamat
pagi bapak “Y”, bapak
masih ingat dengan nama saya?
2.
Evaluasi/ validasi
Bagaiman pak, latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaiman rasa
marahnya?”
3. Kontrak
“Bagaimana kalau sekarang kita selatihan cara lain untuk mencegah
rasa marah yaitu dengan ibadah? Dimana enaknya kita berbincang-bincang?
Bagaiman kalau ditempat biasa seperti kemarin? Berapa lama mau kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?mari pak,”
KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan!
Bagus, yang mana yang mau di coba? Nah, kalau bapak sedang marah coba langsung
duduk dan langsung tarik nafas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan
badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.Coba ibu
sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan caranya?”
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien
terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi
subjektif
“Bagaiman
perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang keempat ini?”
Evaluasi objektif
“coba bapak ulangi apa yang tadi kita pelajari!”
“ Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita
pelajari? Bagus.”
2.
Rencana Tindak lanjut
“Mari
kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak
sholat. Baik kita masukkan sholat …….dan …… (sesuai dengan yang disebutkan
pasien).”
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak sedang marah” “Setelah ini coba bapak lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak sedang marah” “Setelah ini coba bapak lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
3. Kontrak
yang akan datang
“Baik, besok kita ketemu lagi untuk melihat sejauh mana bapak
melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Selamat siang,
sampai jumpa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar